Kualitas furniture kayu yang baik, salah satunya ditentukan oleh tingkat kadar air yang terkandung di dalam kayu yang digunakan. Semakin kayu tersebut kering, maka furniture yang dihasilkan akan semakin berkualitas. Sebab, kadar air kayu yang terlalu tinggi dapat menimbulkan perubahan pada bentuk barang ketika sudah jadi.
Perubahan tersebut biasanya berupa melengkung, menyusut atau bahkan retak dan pecah. Sebagai contoh, pada musim hujan, mungkin anda pernah mengalami pintu rumah anda menjadi sulit dibuka dan ditutup, atau berbunyi (berderik). Itu disebabkan pintu tersebut mengalami penyusutan (sedikit melengkung) jadi pintu yang tadinya pas dengan kusen dan lantai, ketika datang musim hujan jadi tidak senter (tidak pas) lagi dengan lantai dan kusennya, jadinya pintu itu berderik dan susah buka-tutupnya. Atau contoh lainnya pada furniture berbidang lebar seperti pada meja makan. Yang ini mungkin juga anda pernah mengalami juga. Meja yang tadinya lurus dan datar lambat laun menjadi melengkung sehingga pasangan kaca di atasnya menjadi goyang (tidak pas lagi). Yang ini berarti kayu pada meja makan tersebut mengalami perubahan berupa melengkung. Dan sudah pasti kayu yang digunakan ketika membuat kedua barang tersebut masih memiliki kadar air yang tinggi atau masih terlalu basah. Itu hanya contoh pada dua jenis furniture yang tergolong furniture indoor (di dalam rumah), bagaimana jika kayu basah digunakan untuk furniture outdoor yang berhubungan langsung dengan cuaca seperti panas dan hujan? Wah tidak bisa kebanyang jadinya.
Perubahan tersebut biasanya berupa melengkung, menyusut atau bahkan retak dan pecah. Sebagai contoh, pada musim hujan, mungkin anda pernah mengalami pintu rumah anda menjadi sulit dibuka dan ditutup, atau berbunyi (berderik). Itu disebabkan pintu tersebut mengalami penyusutan (sedikit melengkung) jadi pintu yang tadinya pas dengan kusen dan lantai, ketika datang musim hujan jadi tidak senter (tidak pas) lagi dengan lantai dan kusennya, jadinya pintu itu berderik dan susah buka-tutupnya. Atau contoh lainnya pada furniture berbidang lebar seperti pada meja makan. Yang ini mungkin juga anda pernah mengalami juga. Meja yang tadinya lurus dan datar lambat laun menjadi melengkung sehingga pasangan kaca di atasnya menjadi goyang (tidak pas lagi). Yang ini berarti kayu pada meja makan tersebut mengalami perubahan berupa melengkung. Dan sudah pasti kayu yang digunakan ketika membuat kedua barang tersebut masih memiliki kadar air yang tinggi atau masih terlalu basah. Itu hanya contoh pada dua jenis furniture yang tergolong furniture indoor (di dalam rumah), bagaimana jika kayu basah digunakan untuk furniture outdoor yang berhubungan langsung dengan cuaca seperti panas dan hujan? Wah tidak bisa kebanyang jadinya.
Kayu yang baik digunakan untuk membuat furniture adalah kayu kering (yang memiliki kadar air rendah), yakni tingkat kekeringannya dibawah 15% (untuk mengetahuinya bisa dites dengan alat pengetes kadar air kayu). Jika itu terpenuhi, resiko kemungkinan bentuk mebel atau kayu tersebut berubah sangat kecil meskipun berhubungan langsung dengan cuaca, jadi kayu atau barang tersebut kondisinya bisa tetap stabil dan penggunaannya bisa nyaman dan tidak menyulitkan.
Tetapi, mungkin akan sedikit sulit untuk mencari kayu yang benar-benar kering (dibawah 15%). Sebab tidak banyak (sedikit sekali ) mebel yang menyediakan kayu yang benar-benar kering. Dari sedikit itu, biasanya kayu yang benar-benar kering bisa didapatkan atau ditemui pada mebel yang biasa mengerjakan furniture-furniture outdoor atau furniture ekspor yang prioritas utamanya adalah hasil akhir yang berkualitas bagus sesuai standar ekspor.
Mengapa kayu kering (dibawah 15%) sulit dicari?
Ada beberapa hal mendasar yang menjadikan kayu kering sulit dicari dan hanya ada pada sebagian kecil mebel.
Pertama : Proses pengeringan memakan waktu lama. Jadi banyak orang yang enggan mengeringkan kayunya hingga batas tersebut, sebab mereka harus cepat memproses kayunya menjadi produk furniture agar lebih cepat terjual.
Kedua : Biaya pengeringan yang tinggi. Biaya untuk mengeringkan (mengoven) kayu sangat tinggi sehingga banyak orang berpikir ulang untuk mengoven kayunya sebab kebanyakan permintaan pasar selalu harga murah, mungkin hanya segelintir konsumen yang mau membayar dengan harga mahal (seimbang dengan biaya oven).
Ketiga : proses pengovenan harus dalam jumlah banyak. Hal ini berhubungan dengan biaya produksi, sebab jika kayu yang dioven sedikit maka biayanya akan lebih membengkak. Jadi untuk mengoven harus ada stok kayu yang banyak. Kalau pesanan atau orderan banyak, mungkin tidak masalah tapi kalau pesanan sepi ( hanya 1-2 pcs) bisa meringis jadinya.
Thanks for reading Tingkat Kekeringan Kayu Menentukan Kualitas Furniture | Tags: seluk-beluk kayu
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »