Kayu keruing merupakan salah satu jenis kayu khas dari daerah tropis salah satunya seperti Indonesia. Di negeri ini, kayu keruing dapat dengan mudah ditemukan terutama di 3 pulau besar di Indonesia yakni di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Selain dikenal sebagai kayu khas tropis, di Indonesia, kayu keruing juga dikenal sebagai salah satu jenis kayu yang memiliki nilai jual cukup baik di pasaran (baca Daftar Jenis Kayu Komersial di Indonesia). Sebab, kayu keruing ini memang merupakan jenis kayu yang banyak dibutuhkan, terutama oleh industri-industri pengolahan kayu. Tentunya, hal tersebut membuat popularitas kayu keruing tambah naik dan memiliki nilai tawar di pasaran.
Khusus untuk pulau Jawa, di sana pemanfaatan jenis kayu ini tergolong cukup banyak dibanding daerah lain. Tidak heran, sebab di Jawa kini memang telah banyak berdiri industri-industri permebelan dan industri-industri pengolahan kayu. Dan industri-industri tersebut tentunya banyak membutuhkan pasokan kayu pertukangan (kayu keruing) secara rutin setiap bulannya demi menjaga kelancaran proses produksinya.
Oleh industri-industri tersebut, biasanya kayu keruing digunakan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam produk yang bernilai cukup tinggi di pasaran seperti digunakan untuk membuat beraneka macam furniture, kusen, pintu dan aneka macam kerajinan kayu lainnya. Selain itu, masyarakat Jawa juga sering memanfaatkan kayu keruing sebagai kayu bangunan yakni digunakan untuk membuat reng, usuk dan bagian dari bangunan lainnya.
Mungkin muncul pertanyaan di benak anda, seperti apakah kayu keruing itu?
Nah jika anda belum tahu seperti apakah kayu keruing itu, berikut ini adalah gambaran umum dari kayu keruing:
1. Warna kayu: umumnya, kayu keruing ini berwarna merah kecoklat-coklatan, tapi juga ada beberapa yang warna merahnya lebih cerah.
2. Tekstur kayu: tekstur pada permukaan kayu ini kebanyakan agak kasar.
3. Serat kayu: umumnya, kayu ini memiliki serat yang lurus dan permukaan kayunya biasanya juga licin.
Lalu, bagaimanakah proses pengerjaannya, apakah mudah atau sulit?
Secara garis besar, jika dibandingkan dengan jenis kayu pertukangan yang umum digunakan saat ini seperti kayu jati atau kayu mahoni, proses pengerjaan kayu keruing memang agak sulit (dalam artian tidak semudah pengerjaan kayu jati atau mahoni). Tapi, meskipun demikian kayu ini dianggap cocok untuk kayu pertukangan sebab, kayu keruing memiliki tingkat kekerasan (bukan tingkat kegetasan) dyang sangat bagus sehingga daya rekatnya sangat kuat ketika disekrup ataupun dilem nantinya.
Dan apakah kayu keruing ini termasuk jenis kayu yang awet (tidak mudah lapuk)?
Pada dasarnya kayu keruing bisa dibilang cukup awet, tingkat keawetannya mungkin setara dengan kayu mahoni tapi masih dibawah tingkat keawetan kayu jati. Dalam lansiran situp dephut, kayu keruing tergolong jenis kayu dengan tingkat keawetan kelas III (artinya meskipun masih ada kemungkinan lapuk atau keropos tapi tingkatannya medium).
Khusus untuk pulau Jawa, di sana pemanfaatan jenis kayu ini tergolong cukup banyak dibanding daerah lain. Tidak heran, sebab di Jawa kini memang telah banyak berdiri industri-industri permebelan dan industri-industri pengolahan kayu. Dan industri-industri tersebut tentunya banyak membutuhkan pasokan kayu pertukangan (kayu keruing) secara rutin setiap bulannya demi menjaga kelancaran proses produksinya.
Oleh industri-industri tersebut, biasanya kayu keruing digunakan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam produk yang bernilai cukup tinggi di pasaran seperti digunakan untuk membuat beraneka macam furniture, kusen, pintu dan aneka macam kerajinan kayu lainnya. Selain itu, masyarakat Jawa juga sering memanfaatkan kayu keruing sebagai kayu bangunan yakni digunakan untuk membuat reng, usuk dan bagian dari bangunan lainnya.
Mungkin muncul pertanyaan di benak anda, seperti apakah kayu keruing itu?
gambar dari http://jstrading.blogspot.com |
Nah jika anda belum tahu seperti apakah kayu keruing itu, berikut ini adalah gambaran umum dari kayu keruing:
1. Warna kayu: umumnya, kayu keruing ini berwarna merah kecoklat-coklatan, tapi juga ada beberapa yang warna merahnya lebih cerah.
2. Tekstur kayu: tekstur pada permukaan kayu ini kebanyakan agak kasar.
3. Serat kayu: umumnya, kayu ini memiliki serat yang lurus dan permukaan kayunya biasanya juga licin.
Lalu, bagaimanakah proses pengerjaannya, apakah mudah atau sulit?
Secara garis besar, jika dibandingkan dengan jenis kayu pertukangan yang umum digunakan saat ini seperti kayu jati atau kayu mahoni, proses pengerjaan kayu keruing memang agak sulit (dalam artian tidak semudah pengerjaan kayu jati atau mahoni). Tapi, meskipun demikian kayu ini dianggap cocok untuk kayu pertukangan sebab, kayu keruing memiliki tingkat kekerasan (bukan tingkat kegetasan) dyang sangat bagus sehingga daya rekatnya sangat kuat ketika disekrup ataupun dilem nantinya.
Dan apakah kayu keruing ini termasuk jenis kayu yang awet (tidak mudah lapuk)?
Pada dasarnya kayu keruing bisa dibilang cukup awet, tingkat keawetannya mungkin setara dengan kayu mahoni tapi masih dibawah tingkat keawetan kayu jati. Dalam lansiran situp dephut, kayu keruing tergolong jenis kayu dengan tingkat keawetan kelas III (artinya meskipun masih ada kemungkinan lapuk atau keropos tapi tingkatannya medium).
Thanks for reading Kayu Keruing | Tags: Jenis-jenis kayu
Next Article
« Prev Post
« Prev Post
Previous Article
Next Post »
Next Post »